Kamis, 19 April 2012

UREMIA


Uremia merupakan keseluruhan kumpulan tanda dan gejala gagal ginjal kronis. Oleh karena itu istilah uremia sering dipakai untuk menyatakan keadaan kegagalan ginjal.

Uremia dapat dinyatakan sebagai azotemia yaitu peningkatan senyawa non protein nitrogen (NPN ) dalam darah. Kondisi azotemia diperiksa dari BUN dan serum kreatinin.

Tergantung abnormalitas pada lokasi anatomis yang berbeda uremia bisa dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Uremia prerenal. 
Uremia prerenal ditandai dengan aliran darah ke ginjal yang tidak mencukupi, antara lain dapat disebabkan oleh congestive heart failure atau hipovolemia akibat shock, dehidrasi atau insufisiensi korteks adrenal. Tergantung lama dan berat ischemia yang terjadi, pada ginjal dapat terjadi perubahan secara sekunder.
Tanda klinis uremia prerenal adalah terjadi oliguria ( sekresi urin berkurangdalam hubungan dengan asupan cairan ) sampai kondisi anuria ( penekanan totalpembentukan urin oleh ginjal ), dan mengalami dehidrasi. Pemeriksaan laboratoris menunjukkan peningkatan BUN ( blood urea nitrogen) dan serum kreatinin, berat jenis urin 1,025 , tidak terjadi anemia non regeneratif.

2. Uremia renal primer. 
Uremia renal primer meliputi semua uremia yang disebabkan oleh penyakit primer pada parenkim ginjal. Kesudahan dari uremia renal primer tergantung pada derajat kerusakan ginjal dan kemampuan ginjal untuk memperbaiki kerusakan.

Tanda klinis dan hasil pemeriksaan laboratoris pada uremia renal primer :
Pada kondisi kronis terjadi poliuria, oliguria, dehidrasi, peningkatan BUN dan serum kreatinin, berat jenis urin 1,002 - 1,012 , terjadi anemia nonregeneratif.

3. Uremia postrenal.
Uremia postrenal ditandai oleh gangguan penyaluran urin ke luar dari tubuh. Retensi urin menyebabkan uremia, meskipun struktur dan fungsi ginjal normal. Uremia postrenal yang disebabkan oleh obstruksi urethra, ruptura vesica urinaria, vesica urinaria yang mengalami hernia, dan obstruksi bilateral pada ureter. Jika disebabkan oleh obstruksi dapat terjadi kerusakan ginjal secara sekunder akibat peningkatan tekanan dalam pelvis renales, tekanan pada perenkim ginjal dan berkurangnya aliran darah. 

Tandaklinis dan hasil pemeriksaan laboratoris pada uremia post renal :
  • Jika terdapat obstruksi akan terjadi anuria, disuria, dehidrasi, peningkatan BUN dan serum kreatinin, berat jenis urin bervariasi, tidak terjadi anemia non regeneratif.
  • Jika terdapat ruptura akan terjadi oliguria, anuria,disuria, dehidrasi, peningkatan BUN dan serum kreatinin, berat jenis urinbervariasi , tidak terjadi anemia non regeneratif.
  • Tanda - tanda dari uremia adalah kelesuan, anorexia, vomitdan kadang disertai diare. Jika uremia terjadi selama beberapa minggu terjadi ulserasi mukosa pada mulut dan seluruh permukaan usus yang disebabkan oleh amonia yang dihasilkan dari pemecahan urea oleh bakteri. Pada uremia yang lebihlama lagi dapat terjadi penurunan berat badan, anemia non regeneratif, dan dekalsifikasi tulang karena hiperparatiroidisme sekunder.


Pemeriksaan laboratorium untuk peneguhan diagnosa terhadap uremia :

1. Urinalisis.
Urin pasien yang diduga menderita penyakit pada sistem perkemihan harus diperiksa warna, kekeruhan, berat jenis urin, pH urin, glucose, aseton, bilirubin, darah dan protein. Sedimen diperiksa terhadap adanya eritrosit, leukosit, torak ( cast ), sel epitelabnormal, mikroorganisme dan telur parasit.

2. Hemogram.
Adanya anemia non regeneratif menyatakan prognosa yang kurang baik Karena menunjukkan perjalanan penyakit kronis.

3. Elektrolit serum.
  • Natrium : pada poliuria terjadi hiponatremia, pada oliguriaatau anuria terdapat hipernatremia.
  • Clor : peningkatan Cl dalam tubuh.
  • Kalium : pada oliguria atau anuria terdapat hiperkalemia yang dapat menyebabkan gangguan konduksi jantung ( aritmia, bradikardia dan heart block ) dan kadang terjadi kelemahan otot.
  • Bikarbonat : penurunan bikarbonat yang menyebabkan penurunan pH darah.

4. Enzim serum. 
Pada kegagalan ginjal terjadi peningkatan LDH dan SGOT.

5. Uji fungsi ginjal. 
Uji fungsi ginjal dilakukan untuk menentukan lokasi gangguan fungsi ( prerenal,renal primer, postrenal, glomerular, tubular, glomerulo tubular ), berat gangguan fungsi dan membantu menetapkan diagnosa dan prognosa. Uji fungsi ginjal yang paling sederhana tetapi kurang peka adalah BUN, serum kreatinin,berat jenis urin. Uji fungsi ginjal yang lebih akurat adalah urine concentration test, PSP excretion test, creatinine clearence.

0 komentar:

Posting Komentar