Antibiotik merupakan substansi kimiawi yang dihasilkan
oleh suatu mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroorganisme lain dengan tujuan untuk pengobatan penyakit
infeksi.
Antibiotik berdasarkan sifat kerja terhadap bakteri
terbagi dalam dua golongan:
1. Bakteriosida.
Bersifat membunuh bakteri, meliputi derivate
penicillin.
2. Bakteriostatik.
Bersifat megabit bakteri, meliputi derivate
cloramphenicol, erythromycin, dan sulfonamida.
Aturan pakai antibiotika tidak boleh sembarangan
agar memperoleh hasil kesembuhan terhadap penyakit tertentu yang maximal.
Terdapat beberapa aturan yang berkaitan dengan pemakaian antibiotika, sebagai
berikut :
Antibiotika harus diminum dalam selang waktu yang
teratur dan tetap agar mendapatkan kadar obat dalam darah yang lebih stabil di
sekitar kadar optimal untuk mencapai efek terapi .
Antibiotika maupun obat yang mengandung unsur
antibiotika sebaiknya diminum pada saat perut dalam keadaan kosong, paling cepat
setengah jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Hal ini bertujuan agar
obat dapat dicerna dan diharapkan diperoleh kadar optimal dalam darah untuk
terapi.
Antibiotika terutama derivate tetracycline sebaiknya
tidak diminum bersama susu atau obat sakit maag, karena di dalam keduanya
terdapat unsur logam yang dapat berkaitan dengan antibiotika, sehingga
mempersulit proses pencernaan dan penyerapan.
Penderita penyakit hati dan ginjal harus lebih
hati-hati dalam penggunaan antibiotika, karena pada umumnya obat antibiotika
dicerna dihati dan dibuang melalui ginjal, sehinggaa dapat memperberat fungsi
hati dan ginjal yang mulai menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut akan menyebabkan
penimbunan dan peningkatan kadar antibiotika dalam darah, sehingga makin memperbesar
resiko timbulnya efek samping yang tidak diharapkan.
Pada kasus tertentu misal demam thypoid, antibiotika
harus diminum terus sampai beberapa hari setelah gejala penyakit tersebut
hilang,dengan tujuan untuk mongering kemampuan terjadi karier ( bakteri masih
menetap dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala klinis ) yang dapat memicu
kekambuhan atau penularan penyakit.
Kombinasi diantara sesama antibiotika bakteriosida
atau bakteriostatik secara klinis tidak merugikan, tetapi belum tentu
menguntungkan dibanding penggunaan preparat tunggal. Penggunaan kombinasi
antara antibiotika bakteriostatik kadang dapat merugikan, contohnya : kombinasi
antara derivate tetracycline dan penicillin, tetracycline yang menghambat
pertumbuhan bakteri dapat mengurangi penggunaan penicillin yang justru aktif
terhadap bakteri yang sedang tumbuh cepat.
0 komentar:
Posting Komentar