Selasa, 01 Mei 2012

GASTRIC DILATION VOLVULUS IN DOGS


Gastric dilation volvulus ( GDV ) dapat terjadi bila lambung terisi udara dan cairan ( bloat atau gastric dilation ) dan kemudian terbalik diatas lambung itu sendiri yang disebut volvulus atau twisting.
Derajat rotasi lambung lebih dari 180 derajat, keadaan ini menyebabkan blokade suplai darah yang menuju limpa dan jaringan mati pada dinding lambung.
GDV biasanya berhubungan dengan makanan dalam jumlah besar yang menyebabkan lambung membesar karena adanya makanan dan gas. Saat lambung mulai membesar, tekanan pada lambung meningkat ini dapat mengakibatkan hambatan sirkulasi darah dari abdomen ke jantung, shock hypovolemia karena hilangnya aliran darah pada lapisan lambung serta ruptura dinding lambung, shock endotoksemia dan alkalosis serta acidosis metabolik. Posisi lambung yang meluas juga dapat menyebabkan tekanan pada diafragma yang dapat mencegah paru - paru untuk mengembang dan mengempis sehingga menimbulkan kesulitan bernafas, hal ini menyebabkan kematian sel pada jaringan.

Faktor predisposisi terjadinya GDV antara lain :
  1. Ras anjing besar
  2. Stres
  3. Pertambahan umur dan berat badan
  4. Hereditas
  5. Peningkatan kecepatan makan dan konformasi dada
  6. Pergantian pakan pada anjing yang pernah menjalani splenectomy.
Gejala klinis dari GDV sering berhubungan dengan sakit pada abdominal dan disertai dengan gelisah, melihat ke abdomen, berdiri dan meregangkan badan, peningkatan salvias, distensi abdomen, tympani pada abdomen dan mual tanpa disertai muntah. Hewan mungkin dapat mengalami panting, dyspnea, lemah, lethargy dan collaps. Pada pemeriksaan flickering ditemukan terdapat peningkatan frekuensi jantung dan respires, kualitas pulsus dan capillary refill time menjadi buruk yang ditandai dengan membran mukosa yang kering dan pucat.

Diagnosa dari GDV dapat ditentukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu : 
  1. Pemeriksaan darah lengkap, serum dan urin untuk mendeterminasi adanya gangguan metabolik.
  2. Electrocardiogram dapat digunakan untuk evaluasi adanya arrhytmia pada jantung.
  3. Radiografi pada abdominal menunjukkan bentukan double bubble atau popeye arm ( rotasi lambung ke sisi kiri abdomen, lambung terisi penuh dengan udara ).
  4. Analisis udara dalam darah bertujuan untuk evaluasi kualitas respirasi.
Diagnosa banding terhadap GDV berdasarkan kemiripan gejala klinis meliputi penyakit endokrin seperti hypoadrenocorticism ( Addison‘s disease ) dapat mengakibatkan kelemahan dan rasa sakit pada abdominal, torsio limpa, torsio mesenteric, hernia, kanker dan korpora aliena.

GDV yang semakin parah banyak menimbulkan komplikasi melalui mekanisme penurunan respirasi dan cardiac output menyebabkan hypoxia karena sedikitnya oksigen yang disuplai ke jaringan sehingga terjadi kematian sel hati, ginjal dan organ vital lain. Arhytmia jantung dapat terlihat sebagai akibat dari hypoxia. Sel pada lapisan dari saluran gastrointestinal mempunyai resiko mati dan mengelupas. Saat lambung kembali ke posisi normal akan menimbulkan toksin lokal yang ikut sirkulasi sehingga menyebabkan cardiac arrhytmia, gagal ginjal akut dan kerusakan hati. Bakteri juga terdapat dalam darah sehingga terjadi bacteremia dan sepsis.

Prinsip utama terapi pada GDV meliputi :

1. Emergency treatment.
Tindakan ini harus dilakukan sesegera mungkin untuk stabilisasi keadaan pasien. Emergency treatment sering dimulai dengan infus secara intra vena untuk meningkatkan aliran darah ke jantung dan terapi oksigen serta dilakukan dekompresi lambung. Obat - obatan yang dapat diberikan pada emergency treatment antara lain analgesik, antibiotika spektrum luas dan kortikosteroid. Dekompresi lambung dilakukan dengan cara melewatkan orogastric tube pada esophagus menuju ke lambung untuk mengeluarkan udara dan cairan yang terakumulasi, dilanjutkan dengan flushing lambung menggunakan air untuk mengeluarkan partikel makanan. Bila penggunaan orogastric tube tidak memungkinkan atau tidak efektif, maka dekompresi lambung dapat dilakukan dengan menusukkan jarum 14G ke lambung melalui kulit untuk menurunkan tekanan udara dalam lambung. Dekompresi lambung pada emergency treatment tidak dapat mengeluarkan udara dari lambung secara sempurna karena derajat rotasi lambung yang bervariasi. Pengeluaran udara dari lambung secara sempurna hanya dapat dilakukan dengan tindakan operasi.

2. Tindakan operasi.
Tindakan operasi bertujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung secara keseluruhan, reposisi lambung ke posisi normal dan mencegah berulangnya kejadian GDV di kemudian hari.

Prosedur tindakan operasi pada GDV, meliputi :  
  • Setelah keadaan pasien stabil dapat dilakukan anastesi umum dan kemudian operasi laparatomy dilakukan pada bagian cranioventral dari garis tengah.
  • Lambung di reposisi ke posisi normal dan tube dilewatkan pada esophagus menuju lambung untuk mengeluarkan udara dalam lambung.
  • Evaluasi terhadap jaringan mati pada dinding lambung, usus, dan limpa ( rotasi lambung menyebabkan suplai darah tidak mencukupi ). Bila terjadi kerusakan irreversible dapat dilakukan pemotongan sebagian dinding lambung ( partial gastrectomy ) dan splenectomy.
  • Bila lambung sudah kembali pada posisi normal, maka lambung harus difiksasi dengan dinding abdomen sisi dexter ( gastropexy ) untuk mencegah rotasi lambung di kemudian hari.
Prosedur gastropexy antara lain : 
Incisional gastropexy.
Prosedur gastropexy yang paling sering digunakan pada kasus GDV dengan membuat insisi pada dinding lambung dan dinding abdomen di dekatnya, kemudian kedua insisi tersebut dijahit satu sama lain sehingga terbentuk jaringan granulasi yang akan mempertautkan keduanya.

Circumcostal gastropexy.
Prosedur gastropexy yang dilakukan dengan membuat pengait kecil menggunakan lapisan seromuskular dari dinding lambung. Pengait tersebut kemudian diteruskan sampai pada terowongan yang dibuat pada costae ke 11 atau 12 sebelum dijahit kembali pada dinding lambung.

Belt loop gastropexy.
Prosedur gastropexy yang dilakukan berdasarkan dari kontruksi antral flap seromuskular yang berlekatan di sekitar segmen dari muskulus transversus abdominis. Sebuah insisi berbentuk seperti tapal kuda yang dibuat pada lapisan serosa bagian antral gastric, bagian flap seromuscular ( belt ) ini kemudian disisipkan ke dalam rongga ( loop ) yang telah di buat pada muskulus transversus abdominis, setelah itu flap seromuskular dijahitkan kembali ke dinding gaster untuk menyempurnakan prosedur belt loop gastropexy.

Tube gastropexy.
Prosedur gastropexy yang melibatkan penempatan foley catheter melalui insisi dinding abdominal dan masuk ke dalam lumen lambung, kemudian dijahit untuk mempertautkan lambung dengan dinding abdominal. Tube dibiarkan menetap di lumen lambung selama 7 - 10 hari supaya terjadi perlekatan antara lambung dan dinding abdomen, kemudian tube diambil dan lubang insisi perlahan akan menutup. Metode ini bertujuan untuk dekompresi lambung pasca GDV dan membentuk adhesi yang akan mempertautkan lambung ke dinding abdomen sehingga mencegah terjadi rotasi lambung.

Penanganan post operasi yang benar sangat berpengaruh pada proses penyembuhan. Selama 3 - 4 hari post operasi anjing di rawat secara intensif dan diberikan infus secara intravena untuk beberapa hari yang bertujuan sebagai cairan maintenance, serta dilakukan evaluasi terhadap cardiac arrhytmia dan komplikasi post operasi lain seperti DIC ( disseminated intravascular coagulation ), ulserasi atau perforasi lambung. Jika komplikasi post operasi sudah teratasi, anjing diberikan makanan bubur dan dog food basah. Pembatasan aktivitas sangat penting untuk mencegah dehisensi. Antioksidan dapat diberikan untuk mencegah reperfusi injury dan analgesik sebagai kontrol rasa sakit, heparin dapat diberikan bila terjadi DIC.

Pencegahan GDV pada anjing beresiko dapat dilakukan tindakan gastropexy prophylaksis, prosedur ini relatif lebih mudah dan murah daripada penanganan GDV. Anjing dengan resiko GDV sebaiknya diberi makan 2 -3 kali sehari dengan porsi secukupnya, pergantian pakan harus dilakukan secara bertahap 3 - 5 hari untuk mencegah GDV. Tingkat stres perlu diminimalisir untuk mencegah insidensi GDV. 

0 komentar:

Posting Komentar