Paraphimosis didefinisikan sebagai kondisi dimana bila penis
protasio dari preputium dan tidak dapat ditarik masuk kembali ke dalam
preputium. Hal ini biasanya berkaitan dengan phimosis.
Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya paraphimosis adalah :
- Hewan yang mempunyai orifisium preputium lebih kecil saat akan kawin penis dapat diprotusiokan dalam keadaan semi ereksi tanpa kesulitan, tetapi setelah ereksi penuh tidak dapat ditarik masuk kembali ke dalam preputium karena lubang preputium lebih kecil dari normal.
- Paraphimosis dapat juga terjadi bila penis secara normal dapat ditarik kembali tetapi bulu sepanjang penis ( kulit preputium inversi ) ikut masuk ke dalam orifisium preputiumsehingga menghalangi retraksi keseluruhannya.
Pada kondisi dimana gland penis di luar preputium dan
terkontriksi, maka preputium yang teretraksi dalam hal ini terjadi di belakang
bulbus glandis yang tetap ereksi akan menjadi kongesti dan pucat. Cincin
preputium menjadi bengkak dan mengkontriksi lebih erat sehingga dalam waktu
yang lebih lama bila kondisi ini menetap akan terjadi kontriksi yang lebih erat
sampai gland penis menjadi nekrotik dan terjadi obstruksi urethra.
Terapi paraphimosis :
1. Reposisi manual paraphimosis.
- Bulu
preputium sekitar orifisium dicukur dan penis diperiksa terhadap adanya
luka atau fraktur pada os. Penis.
- Penis
dan preputium dibersihkan dengan dicuci menggunakan antiseptik ringan dan
di irigasi dengan larutan saline.
- Kongesti
dan edema dapat dikurangi dengan menggunakan handuk yang dibasahi dengan
larutan saline dingin yang ditempelkan dengan sedikit tekanan secara terus
menerus.
- Lubricant
diberikan pada permukaan penis dan di bawah cincin preputium yang
kontriksi.
- Penis
di dorong ke belakang dan pada waktu yang bersamaan preputium ditarik ke
depan.
Jika tindakan ini gagal akibat kondisi paraphimosis telah
persisten selama lebih dari beberapajam maka preputium harus di insisi.
2. Koreksi bedah paraphimosis.
- Tepi
cranial preputium tersangkut di caudal bulbus glandis, maka dibuat insisi
longitudinal pada preputium ventral melalui kulit, jaringan subkutan dan
lapisan parietal. Hal ini akanmembebaskan penis yang terkontriksi dan
masuk kembali ke dalam preputium.
- Kulit
dijahit pada lapisan parietal di sepanjang tepi preputium.
- Jahitan
ditempatkan sedemikian rupa sehingga kulit dan lapisan parietal bertemu
(aposisi).
- Pelebaran
lubang preputium yang permanen menjadikan penis dapat masuk dan keluar
secara bebas.
Jika keadaan penis nekrosis atau telah terjadi kerusakan
permanen pada urethra, maka penis harus di amputasi.
0 komentar:
Posting Komentar